Sabtu, 30 Mei 2009

Sistem Pengapian DC-CDi pada Suzuki Shogun 110cc



A. Motor Suzuki Shogun Empat Langkah 110 CC

Sepeda motor suzuki shogun merupakan motor jenis 4 (empat) langkah dimana untuk menyelesaikan satu siklus kerja diselesaikan dalam dua kali putaran poros engkol atau 4 kali langkah torak. Sedangkan sistem pengapian yaitu sistem yang menghasilkan percikan bunga api pada busi yang berguna untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Sistem pengapian ini juga digunakan untuk mengontrol saat campuran udara dan bahan bakar dalam ruang bakar sehingga sistem ini sangat penting untuk menghasilkan efisiensi mesin dan daya mesin yang baik.

Pembakarannya dilakukan pada akhir langkah kompresi , hal ini akan menghasilkan tekanan pembakaran yang selanjutnya akan mendorong torak melakukan usaha dan dilanjutkan untuk menggerakan poros engkol hingga motor tersebut bekerja. Oleh karena itu sistem pengapian ini sangat penting pada suatu mesin. Sistem pengapian ini mempunyai beberapa komponen penting antara lain magneto (magnet roda daya) yang merupakan sumber arus AC, regulator AC-DC (rectifier) yang berfungsi sebagai penyearah arus, baterai merupakan sumber arus DC, kunci kontak sebagai pemutus arus dari baterai, unit CDI sebagai pengontrol arus, ignition coil untuk menghasilkan arus induksi tegangan tinggi, dan busi untuk memberikan percikan bunga api pada pembakaran. Pada sistem pengapian pada sepeda motor suzuki shogun 110cc menggunakan sistem pengapian baterai yaitu sistem pengapian DC-CDI. Dalam hal ini baterai adalah sumber arus listrik untuk pembakaran dalam sistem pengapian.

A. Prinsip kerja

Seperti disebutkan di atas bahwa sistem pengapian yang digunakan pada sepeda motor suzuki shogun 110cc menggunakan sistem pengapian baterai yaitu sistem pengapian DC-CDI. Dalam hal ini baterai adalah sumber arus listrik untuk pembakaran dalam sistem pengapian. Pada mesin FD 110D kini telah dilengkapi dengan sistem pengapian yang baru, yang mana sistem baru ini memperkecil kemungkinan perubahan saat pengapian.

Sistem ini memiliki “ Rangkaian pengontrol saat pengapian “ yang secara akurat mengontrol saat pengapian setepat mungkin sesuai putaran mesin. Pada sistem pengapian ini terdapat juga penguat arus pada unit CDI, yang berfungsi untuk meningkatkan arus atau tegangan dari battery pada voltase tertinggi dan mengisi kondensor ( C ). Sebuah SCR dirangkai dengan kondensor dan menjadi konduktip ( hidup ) bila suatu arus sebagai tanda dialirkan ke gate dari SCR, dalam kondisi ini SCR mengalirkan tegangan dari kondensor seketika kekumparan pengapian pertama, yang kemudian mengalirkan tegangan tinggi yang ditingkatkan lagi pada kumparan kedua, sehingga menghasilkan pengapian yang besar diantara celah busi. Sistem pengaturan saat pengapian terkontrol oleh rangkaian yang memproses timbulnya tegangan khusus sebagai tanda pada gate untuk beroperasinya SCR sesaat ketika poros engkol ( Crankshaft ) mencapai sudut yang tepat sebagai titik saat pengapian sesuai laju perputaran mesin.

Gambar 28. Sistem Pengapian Suzuki Shogun 110cc

B. Cara kerja

Pada saat magnet roda daya berputar akan menghasilkan tegangan AC dan diinduksikan ke dalam lighting coil atau charging coil. Sebelum arus masuk ke baterai yaitu pada proses pengisian arus bolak-balik terlebih dahulu mengalami penyearah oleh regulating rectifier setelah baterai terisi arus dalam hal ini sudah menjadi arus DC arus masuk ke dalam unit CDI, tegangan yang diberikan baterai diperkuat oleh rangkaian penguat (booster circuit) dan mengisi kapasistor. Sinyal dari pick up coil menyebabkan arus dari CPU ke gate thyristor untuk mengaktifkan thyristor. Sebuah SCR dirangkai dengan kondensor dan menjadi konduktip (hidup) bila suatu arus suatu arus dialirkan ke gate dari SCR. Saat itu listrik yang dialirkan kapasistor mengalir ke ignition coil dan tegangan tinggi mengalir pada busi. Dari tegangan tinggi itulah timbul percikan api pada busi dan terjadilah proses pembakaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar